Selasa, 12 Januari 2021

Ekonomi Manajerial 2

 A.     Teori Produksi

Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Dalam teori produksi, produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu” karena merupakan konsep aliran.
Ada 3 aspek proses produksi antara lain :
·      Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.
·      Bentuk barang atau jasa di ciptakan.
·      Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di hasilkan.
Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara pola permintaan barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi barang atau jasa tersedia bagi pasar.
B.      Perusahaan Ditinjau dari Sudut Ekonomi.
1)    Tujuan Perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan
Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan.
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum, masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah ”Bagaimanakah komposisi dari faktor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing factor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan”.
2)    Cara Mencapai tujuan memaksimumkan keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang lebih besar Dalam memperoleh keuntungan maksimum ada aspek yang harus dipikirkan produsen yaitu :
a.       Fungsi produksi
Fungsi produksi dapat didefinisikan dalam dua pengertian yaitu :
·      Hubungan diantara tingkat produksi yang dapat dicapai dengan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan tingkat produksi tersebut.
·      Suatu kurva yang menunjukkan tingkat produksi yang dicapai dengan berbagai jumlah tenaga kerja yang digunakan.
b.      Peminimuman Biaya Produksi
Selain menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan :
-       Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan.
-       Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut.
c.       Jangka pendek dan Jangka panjang
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis menjadi dua yaitu jangka waktu panjang dan jangka waktu pendek.
Jangka panjang adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi firma-firma yang memisalkan periode tersebut adalah cukup panjang dan memungkinkan firma-firma menambah semua faktor produksi yang diperlukan dalam operasinya.
Jangka pendek adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi firma-firma yang memisalkan bahwa dalam periode tersebut hanya satu produksi saja (tenaga kerja) yang jumlahnya dapat berubah-ubah. Di dalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap biasanya adalah faktor modal seperti mesin-mesin dan peralatannya, alat-alat produksi lainnya dan bangunan perusahaan.
d.      Firma dan Industri
Satu hal yang penting perlu diterangkan adalah perbedaan diantara pengertian firma (perusahaan) dan industri. Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian industri pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu perusahaan. 
C.      Fungsi produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara factor-faktor produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input, sedangkan hasil produksi disebut sebagai output hubungan kedua variable (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut :

Q = f (K,L,N dan T)

Keterangan :
Q = Jumlah output (hasil)
K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga Kerja)
R = Raw Material (Kekayaan)
T = Teknologi

Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input. Input K adalah jumlah modal, Ladalah jumlah tenaga kerja, N adalah sumber daya, dan T adalah teknologi. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input K,L dan N atau meningkatkan teknologi. Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya, hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebgainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.
D.     Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
-                Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa :
“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam 3 tahap :
  • §                  Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakincepat.
  • §                  Tahap kedua : produksi total pertambahannya.
  • §                  Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.

E.      Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel
Jika faktor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut :

Q = f(L, C)

Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan merubah faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan mempunyai dua alternative jika berkeinginan untuk menambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau menambah tenaga kerja dan modal.
Hasil produksi sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva yang diberi nama isoquant curve (biasanya disebut isoquant sisi). Sedangkan biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan produk tersebut disebut isoqost (biaya sama).
1.    Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Isoquant adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor produksi) untuk menghasilkan output/produksi yang sama jumlahnya. Bentuk kurva isoquant bermacam-macam, bisa liniar apabila kombinasi antara input tersebut akan memberikan perubahan yang proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat juga cembung dari titik orgin (seperti kurva indifference). Yang terpenting adalah bahwa isoquant tidak berupa garis lurus vertical maupun horizontal, karena lazimnya tidak mungkin untuk menghasilkan barang dalam jumlah tak hingga atau nol dengan menggunakan jumlah faktor produksi terbatas. Oleh karena itu dalam kurva isoquant akan terdapat batas atas, yaitu titik merupakan kombinasi input dalam jumlah tidak ada atau 0 dan batas bawah yang merupakan kombinasi tak hingga dari input. 
Ciri-ciri isoquant :
§  Mempunyai kemiringan negatif,
§  Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output,
§  Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya, dan
§  Isoquant cembung ke titik origin.

2.    Isoqost (Garis Ongkos Sama)
Isoqost adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam rangka berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu. Isoqost membatasi dan membedakan kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar isoqost nya, maka makin besar pula hasil yang dapat diperoleh. Sebaliknya, semakin kecil isoqost semakin kecil hasilnya.
Kurva isoqost dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada penambahansatu unit input akan menyebabkan penurunan pemakaian input lain. Sebaliknya bila input lain dikurangi maka akan menyebabkan input yang ssatunya akan bertambah. Kemudian kuva isoqost dapat berslope positif, yaitu hanya sebagai pemuasan kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indifference sifatnya tidak efisien, karena bila produsen menambah input yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah, dan begitu juga sebaliknya.

F.       Produksi Dalam Jangka Panjang
Jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu tertentu, misalnya 10 tahun, 5 tahun, 15 tahun dan seterusnya. Jangka panjang suatu proses produksi adalah jangka waktu di mana semua input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input tetap.
ü Garis Perluasan Produksi
Garis perluasan produksi adalah isocline yang menunjukkan tingkat output yang akan dihasilkan bila harga produksi tetap tidak berubah. Jadi, garis perluasan produksi menunjukkan bagaimana proporsi faktor produksi seharusnya berubah bila output atau besarnya biaya produksi berubah, sedangkan harga dari faktor produksi itu tetap.
Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :
1.         Berapa output yang harus diproduksikan
2.         Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.



Referensi : Supawi Pawenang, Modul Ekonomi Manajerial, Uniba Surakarta, 2020 (uniba.ac.id)

Rabu, 15 April 2020

Ekonomi Manajerial

 1.     Pengertian Ekonomi Manajerial

Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis  ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai maksud atau tujuan dengan cara yang lebih efesien. Menurut Evan J. Douglas (1995), pengertian dari ekonomi manajerial adalah bagian ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan penerapan prinsip-prinsip metodologi ekonomi dalam proses pengambilan keputusan sebuah perusahaan atau organisasi.

2.     Ruang Lingkup mengenai ekonomi manajerial
Jika disederhanakan ruang lingkup ekonomi manajerial meliputi tiga aspek penting, antara lain:
·      Terkait dengan teori ekonomi
Dalam ekonomi manajerial setiap tindakannya didasarkan pada teori ekonomi baik itu mikro ataupun kebijakan ekonomi makro. Mengingat segala bentuk aktivitas ekonomi menyentuh semua aspek dari yang kecil hingga yang besar. Teori ekonomi ini bertindak sebagai alternatif untuk memprediksi segala kemungkinan yang akan terjadi sehingga strategi dan persiapan yang dipersiapkan oleh masing-masing pihak tepat sasaran dan tentunya mampu mengembangkan perekonomian.
·      Terkait dengan ilmu keputusan
Inti atau fokus ekonomi manajerial adalah bagaimana seorang pihak atau kelompok mampu memutuskan apa yang terbaik bagi mereka dan orang lain. Dimana dengan adanya ekonomi manajerial, semua pihak mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
·      Terkait dengan ilmu administrasi bisnis
Ekonomi manajerial tidak bisa dilepaskan dengan fungsi administrasi bisnis, dimana meliputi akutansi, pemasaran, produksi, SDA dan SDM serta lainnya. Hal-hal tersebut tentunya dibutuhkan dalam ekonomi manajerial dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

3.       Tujuan dari ekonomi manajerial
·         Mengatur Keuangan
Dengan ekonomi manajerial dapat digunakan untuk mengatur sistem keuangan yang baik. Ekonomi manajerial penting untuk mengidentifikasi biaya mana yang penting dan biaya mana yang tidak perlu.  Ini bertujuan untuk menghindari defisit perusahaan.
·         Sebagai Alat Evaluasi
Ekonomi manajerial dapat digunakan sebagai alat evaluasi jika ada perubahan manajer baru. Jadi manajer baru dapat mempelajari apa yang kurang dan apa yang dapat dilanjutkan dari strategi ekonomi manajerial yang dilakukan oleh manajer lama. Tentu saja era baru akan menghadirkan pasar baru yang lebih kompetitif di dunia bisnis. Jadi perlu ada evaluasi kebijakan lama.
·         Membantu Manajer Menyelesaikan Masalah
Ekonomi manajerial sangat membantu sebagai analis dalam membuat keputusan yang dibuat oleh manajer. Seperti yang kita ketahui, kemajuan ekonomi membuat kemajuan dalam kondisi pasar yang berubah sehingga reformasi kebijakan diperlukan sebagai upaya untuk mengembangkan perusahaan atau bisnis yang lebih efektif.
·         Mengetahui Lingkungan Industri, Perusahaan dan Ekonomi
Ekonomi manajerial juga berperan dalam analisis lingkungan industri, perusahaan, dan ekonomi. Analisis lingkungan ini perlu dilakukan untuk menentukan kondisi konsumen, pemasok dan pesaing. Selain itu, perusahaan juga perlu menganalisis lingkungan tempat produk mereka akan dikeluarkan. Analisis lingkungan ini sangat diperlukan untuk tahap pengambilan keputusan, dan dari sini perusahaan akan menghasilkan keputusan tentang cara mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

4.     Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan
Alat yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan manajerial antara lain matematika ekonomi dan ekonometrika. Kedua alat ini yang diterjemakan dalam bentuk teknik optimasi, teknik peramalan, analisis numerik, estimasi statistik. Keduanya digunakan untuk mengkonstruksi dan mengestimasi model keputusan yang diarahkan kepada besarnya determinasi agar pengambilan keputusan dapat optimal, dalam arti efektif dan efisien. Pengambilan keputusan juga dapat dianalisis dari data kualitatif berupa teori permainan.
Secara khusus, matematika ekonomi digunakan untuk memformulasi model-model ekonomi yang berasal dari teori ekonomi. Model yang menggunakan matematika ekonomi ini sering disebut dengan ekonometrika. Ekonometrika dapat diartikan sebagai suatu keilmuan sekaligus teknik yang digunakan untuk mengestimasi dan melakukan peramalan kegiatan ekonomi. Analisis yang banyak digunakan dalam ekonometrika adalah analisis regresi, yang bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh faktor-faktor determinasi (variabel independen atau bebas) terhadap faktor-faktor yang dipengaruhi (variabel dependen atau terikat). Hasil dari analisis regresi ini dapat berupa peramalan. Sumber data yang digunakan adalah data historis, sehingga dalam pengambilan keputusan menggunakan ekonometrika memerlukan data statistik.
Sebagai contoh, teori ekonomi menjelaskan bahwa jumlah permintaan terhadap suatu barang (Q) dipengaruhi oleh berbagai hal seperti harga barang itu sendiri (P), tingkat penghasilan (Y), harga komoditi yang berhubungan, yang dapat saja berupa harga komoditi yang bersifat komplementer (Pc) atau yang bersifat substitusi (Ps). Pernyataan teori tersebut secara teoritis dapat dituliskan dalam bentuk model matematis sebagai berikut:
Q = f(P, Y, Pc, Ps)
Q merupakan variabel dependen (terikat), sedangkan P, Y, Pc, Ps merupakan variabel independen (bebas). Dengan menggunakan data pada masing-masing variabel, maka dapat dihitung berapa besarnya pengaruh masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, baik itu secara individual ataupun secara serentak. Hasil analisis tersebut dapat digunakan pula untuk mengestimasi kecenderungan perilaku ekonomi pada masa yang akan datang, dengan catatan tetap memberlakukan asumsi ceteris paribus. Skope ekonomi manajerial adalah pada seluruh problem perusahaan. Tentu saja sangat bisa diterapkan pada permasalahan oleh lingkup tertentu, seperti lingkup akuntansi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, operasional, dan sebagainya.

5.     Laba Melalui Pengendalian Biaya
Laba merupakan tujuan akhir dari suatu perusahaan. Laba merupakan sarana untuk menciptakan kesejahteraan bagi pihak-pihak yang terkait yang berguna sebagai berikut:
·      laba sebagai sumber pembiayaan, seperti:
-  Peningkatan kualitas SDM
-  Perluasan produk
-  Perluasan pasar
-  Pembiayaan lainnya
      laba sebagai ukuran pembayaran pajak
      laba sebagai ukuran untuk membagi hasil usaha (deviden)
      laba merupakan cerminan kesehatan operasional perusahaan.
      laba sebagai sumber pembiayaan kesejahteraan.
      laba sebagai sumber pembiayaan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.

a               a. Teori Memperoleh Laba:
               Teori Pembuangan Resiko: jika resiko-resiko kerugian dapat dihindari.
               Teori Friksi: Jika menang dalam mengambil kesempatan ketika friksi terjadi
               Teori Monopoli: Jika memonopoli usaha.
               Teori Inovasi: Jika inovasi lebih awal dibanding pesaingnya.
               Teori Efisiensi: Jika efisien dalam operasionalnya.
               Teori Kompensasi: jika mampu memuaskan konsumen, dan mempertahankan efisiensi.
a               b. Laba yang diinginkan perusahaan:
               Laba sebanyak mungkin dan selama mungkin. Tetapi ini terkendala oleh keinginan konsumen yang menghendaki: produk sangat berkualitas dan harga yang sangat murah. Oleh karena itu laba yang bisa dicapai adalah bukan maksimal, tetapi optimal.
               Laba yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak melanggar norma dan etika. Karena, hanya dengan hal tersebut laba dapat berlangsung selama mungkin.
a               c. Cara pengukuran laba optimum:
               Menggunakan teknik optimasi:
- Teknik optimisasi dengan kalkulus (optimization with calculus).
- Optimisasi Multivariate
- Optimisasi Terkendala (constrained optimization)
               Menggunakan Metode Lagrange Muliplier

Rumus Laba :

π = TR – TC

(Laba = Pendapatan – Biaya)
          Pendapatan, merupakan variabel eksogen, yang tidak bisa dimanaje secara langsung oleh manajemen, hanya bisa dipengaruhi, karena pengambilan keputusannya adalah konsumen. Agar optimal memperleh pendapatan perlu dikaitkan dengan teori perilaku konsumen.
          Biaya, merupakan variabel endogen, yang bisa dimanaje secara langsung oleh manajemen, Agar optimal perlu penanganan biaya secara khusus dan cermat menggunakan berbagai teori, seperti teori biaya produksi, teori biaya pemasaran, dan sebagainya. Akuntansi Biaya menjadi instrumen yang penting.
          Agar perusahaan mendapatkan laba maka pendapatan harus lebih besar dari pada biaya.

a               d. Pendapatan Biaya:

BIAYA = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam jumlah yang sama.Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami perubahan .
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan biaya total (TC).


Referensi : Supawi Pawenang, Modul Ekonomi Manajerial, Uniba Surakarta, 2019 (uniba.ac.id)

Selasa, 01 Januari 2019

Manajemen Operasional


A.     Manajemen Operasional
Prinsip dasar manajemen merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen operasional bertanggung jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam organisasi. Secara umum, definisi mengenai manajemen operasional merupakan proses pengambilan keputusan mengenai penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi dalam rangka menghasilkan barang atau jasa sehingga mencapai sasaran yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dengan alokasi biaya efisien. oleh karena itu manajemen operasional mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi operasional.

Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau aktifitas yang menciptakan nilai produk baik barang maupun jasa melalui proses transformasi input menjadi output. Orientasi manajer operasional adalah mengarahkan hasil output dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu yang sesuai dengan permintaan user atau konsumen.

Proses manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengaturan pekerja, pengarahan dan pengendalian. Manajemen operasional menerapkan manajemen inti pada pengambilan keputusan pada fungsi manajemen operasional. Bidang manajemen operasional masih terbilang muda, tetapi sejarahnya amatlah kaya dan menarik. Peningkatan kehidupan dan disiplin ilmu manajemen operasional disebabkan adanya inovasi dan bantuan pemikiran banyak orang. Manajemen operasional akan terus berkembang dengan adanya bantuan dari disiplin ilmu lain, termasuk teknik industri dan sains manajemen. Penemuan dalam ilmu pasti (biologi, anatomi, kimia, fisika) juga memberikan kontribusi pada kemajuan manajemen operasional.
B.    Ruang Lingkup Manajemen Operasional
Ada beberapa aspek yang saling berhubungan dalam suatu ruang lingkup manajemen operasional meliputi :
·      Aspek Struktural
aspek mengenai pengaturan komponen yang membangun suatu sistem manajemen operasional yan saling berinteraksi antara satu sama lainnya.
·      Aspek Fungsional
aspek yang berkaitan dengan manajerial dan pengorganisasian seluruh komponen struktural maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan, pengendalian maupun perbaikan agar diperoleh kinerja optimal.
·      Aspek Lingkungan
sistem dalam manajemen operasional yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang berhubungan erat dengan lingkungan.

C.    Peran Manajemen Operasional
Peranan dan fungsi dari manajer operasional sangat strategis dalam mengembangkan sistem proses produksi yang kuat untuk menciptakan produk atau jasa lebih efisien dan efektif.
Jika disesuaikan dengan pengertian manajemen operasional, seorang manajer harus benar-benar paham keseluruhan proses yang ada di dalam perusahaan. Mereka dilibatkan soal pengkoordinasian proses beserta pengembangan terbarunya sambil mengevaluasi kembali strukturnya. Dalam hal ini, organisasi dan produktifitas menjadi hal yang paling dibutuhkan ketika menjadi seorang manajer operasional. Ia harus bisa berada di posisi yang sangat fleksibel.
Beberapa tugas pokok Manajer Operasional dalam proses produksi antara lain :
·       Perencanaan kualitas dan kuantitas bahan baku dalam proses produksi.
·       Menentukan dan mengatur letak layout pabrik.
·       Menentukan dan mengatur lokasi gudang persediaan dan peralatan mesin yang efisien agar penghematan waktu dalam mobilisasi.
·       Melakukan pemeliharaan peralatan pabrik untuk menjamin adanya keandalan dan kontinuitas operasional.
·       Menciptakan strategi produk yang berkualitas dan unik agar dapat bersaing di pasar dengan biaya efektif.
·       Menentukan schedule kerja yang efisien dengan mengevaluasi biaya tenaga kerja.
·       Bertanggungjawab terhadap kontinuitas hasil produksi.

D.     Tujuan Manajemen Operasional
Para manajemen dalam organisasi dalam pelaksanaan manajemen produksi/operasi  bertujuan untuk mengatur penggunaan resources yang ada baik yang berupa bahan, tenaga kerja, mesin-mesin dan perlengkapan, sedemikan rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 
Dengan demikian kita perlu mempelajari menajemen operasional karena :
a.         Manajemen operasional merupakan salah satu dari tiga fungsi utama untuk membuat barang dan jasa dari seluruh organisasi perusahaan, yaitu :
·           Pemasaran yang membuat adanya permintaan atau mendapat pesanan untuk pembuatan suatu barang.
·           Produk/poerasi yang menghasilkan produk
·           Keuangan atau akuntansi yang memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik, membayar seluruh tagihan, dan mengumpulkan uang
b.         Untuk mengetahui bagaimana cara memproduksi suatu barang dan jasa
c.         Fungsi produksi merupakan bagaian yang paling penting dan mahal, misalnya untuk perbaikan-perbaikan pelayanan kepada konsumen.
d.        Untuk mengetahui tugas-tugas penting dari seorang manajer operasional

E.     Fungsi-Fungsi Manajemen Operasional

Adapun fungsi mengenai manajemen operasional diantara sebagai berikut :
a.  Perencanaan : meliputi seluruh kegiatan mulai dari penentuan barang atau jasa yang akan dibuat, perencanaan pengadaan dan penanganan sumberdaya-sumberdaya yang akan diolah, penentuan jumlah dan jenis serta penataan letak (layout) mesin-mesin dan peralatan yang akan digunakan, penentuan cara dan teknik pengolahan yang akan digunakan, penentuan ciri-ciri dan sifat yang harus dimiliki oleh barang atau jasa yang dihasilkan serta penetapan waktu kapan barang dan jasa yang bersangkutan sudah harus siap untuk dipasarkan.
b. Pengorganisasian : meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan
c.  Proses : seluruh kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalam kegiatan operasi dan produksi.
d. Pengawasan : meliputi seluruh kegiatan yang dimaksudkan untuk mengarahkan dan menjamin agar berbagai kegiatan yang sudah dan sedang dilaksanakan itu sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Ø  Pengambilan Keputusan
Dilihat dari sudut pandang kondisi atas keputusan yang harus ditempuh, ada empat (4) macam pengambilan keputusan yaitu:
·       Pengambilan keputusan mengenai suatu peristiwa yang pasti
·       Pengambilan keputusan mengenai peristiwa yang memiliki resiko
·       Pengambilan keputusan mengenai suatu peristiwa yang tak pasti
·       Pengambilan keputusan mengenai peristiwa yang muncul akibat pertentangan dengan kondisi yang lain.

Ø  Contoh Kegiatan Manajemen Operasional Disektor Barang Dan Jasa

Adapun contoh kegiatan manajemen operasional disektor barang dan jasa yang diantaranya yaitu:
·       Produk Barang
Manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan, berbagai pabrik pembuatan produk barang, pertambangan, industri berat maupun ringan, konstruksi, otomotif, perumahan.
·       Produk Jasa
Jasa professional, pendidikan, hukum, kesehatan, perdagangan, layanan masyarakat, transportasi, perbankan, asuransi, hiburan, administrasi, real estate, jasa perbaikan.

Ø  Bidang Kegiatan yang Memerlukan Keahlian Menajamen Operasional

Adapun bidang kegiatan yang memerlukan keahlian manajemen operasional yang diantaranya sebagai berikut:

v  Manajer Pabrik “Plant Manager”

Manajemen pabrik termasuk keahlian di bidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen persediaan, termasuk pengelolaan karyawan di bagian operasional maupun pengelolaan sumber daya lainnya yang dipergunakan di pabrik.

v  Direktur Pembelian “Director of Purchashing”

Mengenai fungsi pembelian, kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan atau membuat keterkaitan dari supplier sampai distributor, mengkoordinasi aktifitas operasi.

v  Manajer Mutu “Quality Manager”

Mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan pengawasan semua aspek operasional karena kualitas merupakan tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.

v  Konsultan Perbaikan Proses “Process Improvement Consultants”

Berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan berbagai konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.

v  Manajer Dan Perencana Rantai Pasokan “Supply Chain Manager Planner”

Bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang antara perusahaan dengan supplier maupun distributor sehingga harus mempunyai keahlian tentang Material Requirement Planning, Supply Chain Management, Teknologi komunikasi canggih dalam dunia bisnis, konsep penjadwalan dan persediaan.

Ø  Hubungan Manajemen Operasional dengan “Supply Chain”

Supply Chain diartikan dengan logistik. Bidang ini berhubungan dengan proses produksi dan distribusi barang. Dalam hal ini, “supply chain” mengatur distribusi barang ke suplier, manufaktur dan retailer sehingga sampai ke tangan konsumen.

Intinya “Supply Chain” ini selalu berhubungan langsung dengan produk jadi serta mengirim hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan seperti barang yang dibutuhkan di perusahaan.
Manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan “supply chain”atau SCM (Supply Chain Management). Mereka harus paham tren global dan lokal, memahami permintaan konsumen dan kapasitas bahan produksi.




Referensi : Supawi Pawenang, Modul Manajemen Operasional, Uniba Surakarta, 2018 (uniba.ac.id)

Ekonomi Manajerial 2

  A.       Teori Produksi Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi ha...